Sebagai Pemuda, Apa Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Indonesia?

Posted by Sofi 9.08.2013 3 comments
Pendahuluan: Keunggulan Kompetitif

If you don't have a competitive advantage, don't compete, kata Jack Welch. Karena jika tidak memiliki keunggulan kompetitif, kita hanya akan menjadi calon pecundang. Dalam sebuah kompetisi, kita memiliki 2 kemungkinan: menjadi seorang pemenang atau menjadi pecundang. Ini juga berlaku untuk persaingan antar bangsa.

APEC (Asia-Pasifik Economic Cooperation) dibentuk untuk mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi diantara anggota APEC. Indonesia, jika tidak memiliki competitive advantage dalam era perdagangan bebas, maka hanya akan menjadi ‘pasar besar’ bagi para pelaku bisnis yang berasal dari negara lain. Posisi yang kita tempati tidak akan memberikan keuntungan dari aktifitas perdagangan, selain hanya menjadi end user. Membuat Indonesia lebih kompetitif adalah keniscayaan, karena perjanjian untuk melakukan perdagangan bebas sudah disepakati. Tidak bisa mundur dari arena ini.

Untuk membuat Indonesia lebih kompetitif, tentu saja Indonesia harus terus berbenah dengan memoles competitive advantage-nya. Indonesia tidak akan maju jika hanya mengandalkan comparative advantage-nya. Keunggulan kompetitif berbeda dengan keunggulan komparatif. Comparative advantage diartikan sebagai keunggulan yang sudah ada tanpa perlu diusahakan, seperti Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif berupa kekayaan alam yang melimpah. Sedangkan keunggulan kompetitif merupakan keunggulan yang harus diupayakan, misalnya skill dan inovasi.

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang luar biasa yang merupakan wujud dari keunggulan komparatifnya, tapi keunggulan kompetitifnya kurang sehingga tidak bisa mengolah kekayaan yang ada dengan optimal untuk kesejahteraan bangsa. Sebaliknya, Singapura yang tidak memiliki keunggulan komparatif tapi memiliki keunggulan kompetitif, bisa melaju pesat menjadi negara maju.

Sekilas Tentang APEC

APEC terdiri dari 21 anggota yang terbagi menjadi 2 tipe: negara yang sudah maju dengan negara yang sedang berkembang. Pada Bulan Oktober nanti, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pada APEC CEO Summit meeting yang diadakan di Bali. Peran menjadi tuan rumah ini pernah dijalani pada 19 tahun lalu ketika menjadi tuan rumah APEC CEO Summit meeting di Bogor, Jawa Barat.

Semangat yang diusung dari keberadaan APEC adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi para anggota dengan jalan liberalisasi perdagangan dan investasi. Ketika perdagangan bebas sudah diterapkan, maka produk dari negara lain akan bebas masuk ke dalam negeri. Bea cukai akan menjadi 0 %. Para penjual dari 21 anggota APEC akan berebut pasar. Pada saat itu hukum rimba akan berlaku: Siapa yang kuat, dia yang menang. Siapa yang memiliki produk bagus dan sesuai keinginan konsumen, dia yang akan menguasai pasar.

Karena kondisi perekonomian setiap anggota APEC tidak sama, maka waktu pemberlakuan untuk perdagangan bebas juga berbeda. Dalam Deklarasi Bogor tahun 1994 disebutkan tentang pemberlakuan perdagangan bebas pada negara maju dimulai pada tahun 2010. Sedangkan untuk negara berkembang dimulai pada tahun 2020.

Kehadiran APEC menciptakan peluang sekaligus tantangan. Berbicara tentang peluang, keberadaan APEC membuat Indonesia harus mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat negeri dengan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Kehadiran APEC akan menstimulus bangsa Indonesia untuk mengeluarkan upaya terbaiknya, jika tidak ingin hanya menjadi penonton saja. Diadakannya APEC CEO Summit meeting di Bali nanti bisa menjadi alarm bagi bagi bangsa Indonesia bahwa era perdagangan bebas sudah sedemikian dekat. Mau tidak mau, kita harus terlibat didalamnya.

Membuat Indonesia Lebih Kompetitif

Salah satu cara untuk bisa membuat bangsa Indonesia lebih competitif adalah dengan membuat generasi mudanya memiliki keunggulan kompetitif. Mengapa harus generasi muda? Karena generasi muda adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Masa-masa terbaik untuk menghasilkan karya ada di generasi ini.

Menurut pendapat Faisal Basri (1), Indonesia sekarang sedang mendapat bonus demografi. Saat ini, usia produktif tenaga kerja di Indonesia sekitar 50 persen dari jumlah penduduk total. Struktur ini sama dengan struktur demografi negara Jepang pada tahun 1950an ketika negara itu mulai membangun kembali negerinya setelah hancur dalam perang dunia kedua. Bonus ini akan berakhir pada sekitar tahun 1930-an, ketika perdagangan bebas sudah berjalan seperti biasa. Pada waktu itu, Indonesia memasuki fase aging population seperti yang terjadi di Jepang saat ini. Bonus ini harus dimanfaatkan untuk membuat Indonesia lebih bernyali di masa yang akan datang.

Peran generasi muda sebagai lokomotif pembangunan sudah tidak diragukan lagu. Generasi muda memang berada dalam fase keemasan. Kita lihat, banyak perusahaan yang mampu mengeluarkan produk-produk inovatifnya dan memiliki pertumbuhan yang tinggi yang diciptakan oleh generasi muda yang pemikirannya ‘out of the box’. Oleh karena itu, upaya untuk membuat Indonesia lebih kompetitif bisa dimulai dari generasi mudanya.

Astara Lubis, Research Director ABAC (APEC Business Advisory Council) Indonesia(2) mengatakan bahwa generasi muda Indonesia bisa menjadi driver bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan semangat kewirausahaannya di berbagai bidang untuk membuat Indonesia lebih kompetitif. Saat ini Indonesia berada pada pusat pusaran ekonomi dunia dengan jumlah populasinya yang besar dengan komposisi demografinya yang didominasi generasi muda.



Bhinneka Tunggal Ika

Gambar diatas adalah logo Burung Garuda, lambang bangsa Indonesia. Dalam lambang ini, tertulis Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity. Dalam kesempatan ini, gambar ini saya gunakan untuk menunjukkan beragamnya profesi dari generasi muda. Ada yang menjadi akademisi, sopir, direktur, businessman, penulis, arsitek, pilot dan lain sebagainya. Meskipun beragam, tapi tujuannya tetap satu, membuat Indonesia lebih kompetitif. Setiap pemuda bisa berkontribusi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Salah satu caranya dengan menerapakan prinsip-prinsip kewirausahaan atau entrepreneurship.

Filosofi dari kewirausahaan adalah sikap mental yang selalu aktif, inovatif, kreatif dan mandiri. Seorang pemuda yang memiliki jiwa kewirausahaan, tidak mudah menyerah, tahan terhadap kondisi yang kurang baik (resilient) dan berusaha selalu mencari peluang, mengembangkan dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik yang akan berguna untuk dirinya dan masyarakatnya. Pemuda yang memiliki jiwa entrepreneurship akan terus menempa dirinya untuk meningkatkan competitive advantage-nya.

Seorang dokter yang memiliki jiwa entrepreneurship akan selalu berusaha meningkatkan skillnya, memupuk competitive advantage-nya karena nantinya profesi dokter juga akan mendapatkan pesaing dari negara lain.
Pemuda yang menjalankan profesinya dibidang hukum yang memiliki jiwa entrepreneurship akan berusaha memberikan upaya terbaik demi tegaknya hukum di Indonesia. Karena penegakan hukum menjadi faktor penting maju tidaknya sebuah bangsa. Penegakan hukum yang lemah akan menimbulkan contagion effect ke bidang lainnya dan membuat kondisi ekonomi, sosial dan politik semakin memburuk.

Generasi muda adalah representasi dari sebuah bangsa. Jika setiap pemuda memiliki competitive advantage, maka keunggulan itu akan berakumulasi menjadi competitive advantage-nya bangsa Indonesia. Jika setiap pemuda Indonesia memiliki kemampuan untuk berkreasi, berinovasi, meningkatkan skill nya, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kreatif dan inovatif yang didalamnya berisi generasi muda yang memiliki skill yang tinggi.

Upaya generasi muda untuk meningkatkan competitive advantage-nya harus didukung secara penuh oleh pemerintah. Berbagai hambatan yang menghalangi majunya bangsa ini harus segera dihilangkan seperti penegakan hukum yang lemah, penyediaan sarana infrastruktur yang tidak merata dan sebagainya.

So, are we ready to face the challenge? Yes! Hermawan Kartajaya mengatakan: Kita tidak perlu takut dengan perdagangan bebas. Yang penting kita harus siap dengan competitive advantage kita. Bagaimanapun, sesuai dengan Deklarasi Bogor, melakukan perdagangan bebas bersama anggota APEC lainnya beberapa tahun kedepan adalah sebuah kewajiban bagi bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.