Potret Pergantian Tahun Ini

Posted by Sofi 12.31.2012 0 comments
Meninggalnya salah satu tetangga di sore menjelang pergantian tahun Masehi tadi membawa ‘keuntungan’ tersendiri.
Lho? Lho?
Kok gitu sih?
Kejam banget nih pernyataannya!
Hehehe.
Mungkin ada reaksi seperti itu dari teman-teman baca kalimat pembuka tulisan ini. Tapi memang benar, menjelang Maghrib, 31 Desember 2012, salah satu tetangga saya kembali ke haribaan-Nya.

Innalillahi wa inna ilaihi roojiun. Allahummaghfirlaha warkhamha wa’fuanha.

Lha terus, bukannya berduka ada tetangga meninggal, kok malah beryukur? Jadi begini, yang pengen saya bicarakan bukan pada kabar dukanya. Saya bisa merasakan kesedihan keluarga yang ditinggalkan, karena saya juga pernah mengalami hal yang sama.

Yang ingin saya angkat adalah adanya hikmah yang dihadirkan atas skenario Allah memanggil tetangga saya tepat menjelang pergantian tahun.

Kampung saya yang menjadi bagian dari kehidupan saya sejak beberapa tahun lalu bernama Jalan Kauman. Orang-orang sering mem-plesetkan nama itu menjadi: Kampungnya Orang Beriman. Sebuah plesetan kata yang mengandung doa. Semoga bisa jadi nyata adanya. Aamiin.
Tapi sayangnya, arti nama jalan kampung yang elok masih belum bisa menggambarkan keelokan perangai para penghuninya. Ada satu ‘tradisi’ yang sering dilakukan oleh beberapa orang penduduk kampung di saat pergantian tahun.
Berkumpul di Pos Kamling dan membuat sebuah majlis untuk begadang semalaman. Apa yang dilakukan?
Pesta Tengah Malam.
Biasanya selepas matahari tenggelam, berbagai persiapan telah dilakukan. Beberapa perlengkapan sound system di pasang untuk memfasilitasi orang-orang yang ingin nyanyi secara live atau cukup mendengarkan suara penyanyi dari kaset yang sudah disediakan.

Pos Kamling yang ada di ujung jalan itu seolah-olah berubah fungsi menjadi ruang karaoke terbuka semalam suntuk. Suaranya yang di setting keras terdengar hampir di seantero kampung unyil ini. Tentu saja, ada hidangan khas untuk menemani aksi itu: Beberapa botol miras.

Begitu menjelang detik-detik pergantian tahun, bukan terompet yang ditiup, tapi parade suara dari knalpot sepeda yang di geber dengan suaranya yang wow! Beramai-ramai pula. Sungguh! Its voice make our ears Cumpleng! Do you know Cumpleng? :D

Bayangkan, tengah malam, saatnya bagi banyak orang untuk beristirahat dengan tenang, tapi justru harus terganggu dengan suara-suara itu. Maka tidak heran jika setiap acara pergantian tahun yang diisi dengan aksi seperti itu, menghadirkan banyak keluhan, sumpah serapah dari beberapa warga lainnya yang terucap baik terang-terangan maupun dengan diam-diam.
Itu terjadi di pergantian tahun di tahun-tahun sebelumnya.

Malam ini, tidak ada aksi seperti itu. Tidak ada pesta. Tidak ada suara knalpot sepeda layaknya di sirkuit. Tidak ada suara orang nyanyi-nyanyi tidak jelas di kesunyian malam.

Karena suasana duka lebih terasa daripada suasana menyambut pergantian tahun baru. Beberapa warga kampung sedang melek’an (begadang) di rumah duka karena jenazah baru akan dikebumikan keesokan harinya.
Situasi ini membuat warga lainnya bisa beristirahat dengan tenang. Alhamdulillah...

Ini cerita versi saya. How 'bout u? ^_^

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.