Happy 1st Monthsary Bell’s Palsy

Posted by Sofi 3.14.2013 6 comments
Hari ini, 14 Februari, sepertinya perlu mengucapkan “Happy 1st Monthsary” buat Bell’s Palsy yang sudah menemani saya sebulan lamanya :).
Menurut perkiraan dokter, bell’s palsy saya akan sembuh dalam waktu 1 bulan. Perkiraan beliau tidak meleset jauh. Saya sudah sembuh meski belum 100 persen. Sekitar di kisaran angka 90 persen an lah. Kurang sedikit lagi.

Bagaimana ceritanya?
Malam itu, sebulan yang lalu, saya merasa ada yang aneh dengan wajah saya. Dalam melakukan gerakan, antara wajah sisi kanan dan kiri tidak sinkron lagi. Tidak ada kekompakan diantara mereka untuk melakukan gerakan yang indah buat dipandang, misalnya tersenyum atau berkedip-kedip. Yang terjadi, jika diminta tersenyum, yang mau menyunggingkan senyum hanya bibir sebelah kiri. Bibir bagian kanan ngambek. Begitu pula dengan mata. Kalau diminta berkedip, yang merespon hanya mata kiri saja. Mata yang kanan benar-benar tidak mau melaksanakan perintah. Bahkan saking ngambeknya, mata kanan saya tidak mau menutup.
Hey, ada apa dengan wajah saya? Kenapa bentuknya jadi asimetris begini?
Mengapa yang kanan terasa lumpuh?

Ditengah rasa takut dan cemas terjadi apa-apa, saya ambil stetoskop. Saya cek sendiri tekanan darah saya dan hasilnya 110/80. Angka yang aman. Hasil ini sama persis dengan pemeriksaan di RS keesokan harinya.
Mengapa saya perlu mengecek tensi darah?
To be honest, ada anggota keluarga saya yang pernah terkena stroke sehingga membuat saya harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan tidak biasa yang terjadi, meski saya masih muda. Karena tidak menafikan kenyataan ada juga anak muda yang bisa terkena stroke. Naudzubillah min dzalik.
Selain faktor tensi darah aman, gula darah saya juga aman (setelah beberapa waktu sebelumnya melakukan medical check-up), yang juga membuat saya merasa tenang adalah karena yang mengalami kelumpuhan ‘hanya’ separuh wajah, tidak termasuk anggota badan lainnya.
Sayangnya malam itu koneksi internet di rumah sedang bermasalah, jadi tidak bisa bertanya ke Syaikh Gugel atau Mufti Yahoo atas masalah ini. Esoknya, di RS Wava Husada, rasa penasaran itu akhirnya terjawab. Ternyata saya positif terkena Bell’s Palsy.

Bell’s Palsy

Penyakit ini diambil dari nama seorang dokter bernama Sir Charles Bell yang pertama kali mengidentifikasi kelainan ini.
Salah satu faktor yang dicurigai adalah karena adanya virus di saraf otak No.7 (saraf facialis) yang selama ini bertanggung jawab mengatur pergerakan muka, mengatur produksi air liur dan sebagainya. Selain virus, bisa jadi juga karena aliran darah ke otak kurang lancar. Sedangkan dokter syaraf yang menangani saya mengatakan bahwa penyebab terjadinya Bell’s Palsy –untuk kasus saya dan kasus secara umum- belum diketahui secara pasti!.
Karena gangguan pada syaraf nomer 7 ini, hingga akhirnya menimbulkan distorsi wajah yang khas. Percayalah, gangguan ini menurunkann kadar kecantikan sampai sekian persen (XD). Bagaimana tidak, pada saat itu mulut mencong, mata tidak bisa berkedip sebagian dan terus menerus mengeluarkan air mata. Maka tidak heran, selama 2 minggu pertama, ketika keluar rumah saya harus menggunakan masker. Faktor estetika yang berbicara, hehehe
Apa saya merasakan sakit?
Awal-awal iya, di bawah telinga terasa sakit nyeri, nyut-nyut rasanya. Kemudian setelah minum obat, nyeri itu hilang. Beberapa hari kemudian, rasa sakit itu muncul lagi, cukup lama, sampai seperti sakit migraine yang parah. Salah satu kakak sempat mengusulkan dilakukan pemeriksaan CT-Scan, tapi ternyata tidak perlu. Kata dokter, rasa sakit itu muncul karena mata kanan saya belum bisa menutup.
Selain keluhan sakit di belakang telinga, ketidakmampuan mata untuk menutup menyebabkan munculnya rasa nyeri, lebih tepatnya perih di mata jika muka terkena air, misalnya air wudhu.
Seperti halnya stroke yang memiliki golden period selama 3-6 jam, Bell’s Palsy juga demikian. Masa keemasan untuk Bell’s Palsy adalah 72 jam sejak terkena serangan. Artinya jika penanganan medis lambat dilakukan, melebihi golden period-nya, maka hasil klinisnya juga akan buruk. Alhamdulillah, kurang dari 72 jam saya sudah mendapatkan penanganan.

Medical Treatment
Untuk penyakit ini, saya diberi terapi kortikosteroid. Selain pengobatan dari dalam, saya juga harus menjalani fisioterapi 2 hari sekali. Tindakan terapi yang saya jalani adalah terapi infra merah, stimulasi listrik untuk mengaktifkan saraf penggerak otot, kemudian dilakukan massage di area wajah untuk memberikan stimulasi gerak serta exercise atau senam wajah.
Berkaitan dengan senam wajah ini, saya menangkap satu pesan tersembunyi. Adanya Bells Palsy, semacam menjadi perintah tersembunyi agar saya sering-sering membaca Al-Quran. Kenapa? Karena dengan membaca Al-Quran, secara otomatis, wajah akan melakukan gerakan-gerakan mengikuti makhorijul huruf nya. Gerakan-gerakan ini mirip dengan terapi yang diajarkan untuk melatih otot wajah yang lumpuh, misalnya gerakan memajukan mulut. Jadi ini semacam treatment yang two in one. Ya dapat pahala karena mengaji. Ya dapat kesembuhan karena senam wajah. In sha Allah

Pencegahan.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar orang yang masih dalam kondisi aman, tidak sampai terkena Bell’s Palsy. Bell’s Palsy ini merupakan penyakit yang memiliki hubungan erat dengan cuaca dingin. Beberapa hal yang harus dihindari, misalnya: jangan tidur dilantai dengan sebelah pipi menyentuh lantai, hindari berlama-lama di ruangan ber-AC, tidak menghadapkan wajah ke kipas angin yang menyala, termasuk jika berkendara sepeda motor sebaiknya gunakan masker dan helm teropong.
Hal-hal yang kelihatannya sepele ini, ternyata patut diperhatikan dengan seksama. Karena bagaimanapun, selalu memang lebih baik mencegah dari pada mengobati.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Happy 1st Monthsary Bell’s Palsy
Ditulis oleh Sofi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://sofimahfudz.blogspot.com/2013/03/happy-1st-monthsary-bells-palsy.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

6 comments:

nurul habibah mengatakan...

Pengalaman menghadapi Bell's Palsy yang ditulis Sistematis,sy di Malang pernah kena sinusitis mb, hampir sama ya karena pengaruh cuaca dingin. imunitas tubuh perlu di jaga, semoga sehat selalu

Sofi mengatakan...

Iya, hampir mirip penyebabnya.
Aamiin...
Semoga mbak Nurul jg sehat selalu.
Kalau sudah sakit baru merasa betapa sehat mahal harganya.
Btw, thanks udah berkunjung mbak :)

Anonim mengatakan...

Semoga kepulihannya menyeluruh, ya. Terima kasih telah berbagi.

Dina.

Sofi mengatakan...

Aamiin...
In Sha Allah. Saya optimis akan hal ini.
Terima kasih kunjungannya, Mbak Dina :)

Dokter Gigi Gaul mengatakan...

Ijin share ya :)

Sofi mengatakan...

Silahkeun..:)

Posting Komentar

Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.