Al-Gore, Bumi dan Daihatsu

Posted by Sofi 5.05.2013 0 comments
Ketika melawan George W. Bush pada pemilu 2000, Al-Gore memang kalah. Tapi namanya akan tetap dikenang sejarah sebagai salah satu pejuang lingkungan hidup. Sampai batas waktu tidak tertentu, film An Inconvenient Truth akan tetap bisa dinikmati. Sebuah film dokumenter tentang bencana yang akan terjadi jika aktifitas perusakan lingkungan terus terjadi.

Berbagai pengakuan atas dedikasinya menyelamatkan lingkungan telah diakui dunia. Meraih penghargaan Academy Award 2007 sebagai film dokumenter terbaik serta menjadi peraih nobel adalah jejak apresiasi dunia atas bukti kecintaannya kepada bumi.

Demi bumi, semuanya harus bergerak melakukan perbaikan. Dimulai dari diri sendiri. Masyarakat harus bergerak. Pemerintah harus bergerak. Para pelaku industri juga harus bergerak

Meskpun (mungkin) langkah perubahan yang dilakukan kelihatan kecil, tapi jika dikerjakan dengan spirit cinta kepada bumi, maka hasilnya juga akan luar biasa. Bunda Theresa pun pernah mengatakan: "We cannot do great things on this earth, only small things with great love."

Sebuah Janji Untuk Dunia
Pada thaun 1997 lalu, kita pernah berjanji untuk bersama-sama mengurangi emisi karbondioksida dan 5 gas rumah kaca lainnya. Janji itu tertuang dalam Protokol Kyoto. Jepang adalah salah satu negara yang konsisten memegang janji itu dan melakukan berbagai perubahan untuk lingkungan yang lebih baik. Daihatsu adalah salah satu produsen moda transportasi asal Negeri Matahari Terbit yang mengusung konsep teknologi hijau.

Daihatsu dan Pemenuhan Janji Itu
Salah satu komitmen Daihatsu untuk memproduksi mobil dengan teknologi hijau yang notabene ramah lingkungan di buktikan dengan memproduksi compact car. Mengapa compact car dikatakan ramah lingkungan. Paling tidak ada 3 alasannya:

1. Mobil hemat bahan bakar mampu mengurangi emisi CO2. Selama ini CO2 adalah salah satu faktor yang bertanggungjawab terhadap adanya pemanasan global. Contoh mobil yang hemat bahan bakar adalah mobil hybrid.

Tapi tunggu dulu…

Mobil hybrid memang hemat bahan bakar. Tapi hemat bakar bakar saja tidak mampu mewujudkan mobil yang ramah lingkungan. Ada faktor lain yang harus diperhatikan, yakni ukuran mobil. Dalam compact car, bahan untuk pembuatannya memakai alumunium, bukan baja sehingga berat compact car kebih ringan dibanding mobil hybrid. Itu artinya penggunaan bahan bakar pada compact car rendah sehingga bisa mengurangi emisi CO2.

2. Penggunaan logam mulia yang lebih sedikit.
Mobil hybrid dibuat dari berbagai material seperti neodymium dan didymium untuk membentuk bodi nya. Sedangkan kacanya yang bisa menyerap sinar UV terbuat dari cerium. Kita tahu bahwa ketiga material ini merupakan contoh material yang cukup langka.
Semakin besar kendaraan, semakin banyak penggunaan energi dan sumberdaya langka berupa logam mulia. Semakin ramping dan sederhana sebuah kendaraan, kuantitas dari penggunaan material ini juga semakin sedikit. Keberadaan compact car merupakan wujud penghematan terhadap berbagai bahan baku yang langka yang bersifat tidak dapat diperbarui. Inilah ilustrasi penggunaan material yang langka jumlahnya tapi boros penggunannya.



3. Diterapkannya Life Cycle Assessment (LCA) yang pro lingkungan.
Daihatsu menerapkan keseluruhan proses mulai dari hulu sampai hilir harus benar-benar ramah lingkungan. Proses mulai dari pembelian bahan baku (Purchasing of materials), proses pembuatan (production) yang menggunakan metode produksi yang benar-benar efisien sehingga bisa mengurangi penggunaan material yang tidak penting, kemudian tahapan pengoperasionalan atau driving, perawatan hingga tahapan daur ulang (scrapping) benar-benar diperhatikan.



Komitemen Daihatsu untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan dapat dilihat dari 4 pendekatan berikut:
1. Mobil yang ramah lingkungan dibuat dari tempat yang juga ramah lingkungan. Ini adalah rumus yang dipegang betul oleh Daihatsu. Semua fasilitas produksi yang digunakan mengacu kepada mindset ramah lingkungan. Cara yang ditempuh adalah dengan membangun tempat produksi seramping mungkin. Tujuannya untuk memperkecil peluang merusak lingkungan selama proses produksi.
Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan SSC (Simple, Slim and Compact) yang tujuannya untuk menghilangkan penggunaan peralatan dan bahan baku yang tidak perlu. Dengan cara ini, jumlah engergi yang digunakan dan emisi karbon yang dikeluarkan bisa berkurang. Gambar berikut adalah contoh penggunaan konsep SSC pada pabrik Daihatsu di Kyusu Jepang yang selesei dibangun pada tahun 2007.



2. Secara konstan mengurangi berat dan ukuran produk.
Semakin berat sebuah mobil, bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin besar. Sedangkan compact car lebih ringan sehingga bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin sedikit.
Contohnya adalah kendaraan buatan Daihatsu bernama Mira e:S yang merupakan generasi ketiga mobil ramah lingkungan. Berat mobil ini 60 kg lebih ringan dari ukuran semula. Dengan tetap memperhatikan faktor keamanan, kendaraan ini dibuat dengan berat sekitar 730 kg dan tentu saja dengan perancangan yang hemat bahan bakar.



3. Eco-Idle System dan i-EGR System
Daihatsu paham bahwa kita sampai saat ini masih berjibaku dengan masalah macet. Kalau sudah macet tidak mengenal jam. Oleh karena itu, agar penggunaan bahan bakar tetap efisien dalam kondisi ‘idle’ dibuatlah Eco-Idle system.
Dalam kondisi tertentu bisa mati atau hidup secara otomatis. Dengan adanya teknologi ini tidak ada bahan bakar yang terbuang sia-sia. Jika kecepatannya dibawah 7km/jam atau dalam kondisi ‘hidup segan mati tak mau’ alias lambaaatt banget, maka mesin akan secara otomatis mati. Meski mesin mati, tapi audio dan sistem navigasinya tetap bisa digunakan. Ketika mobil sudah benar-benar berhenti, mesin tetap berhenti.
Asyiknya, berapa lama mobil berhenti dan berapa banyak bahan bakar yang dismpan dalam kondisi mesin mati bisa dilihat di penunjuk meterannya. Nah, ketika rem sudah dilepas, otomatis mesin akan mulai hidup. Semua perpindahan kondisi dari hidup-mati-hidup lagi terjadi dalam kondisi yang smooth.


Selain menggunakan Eco-Idle System, juga menggunakan i-EGR system. Fungsinya untuk membuat proses pembakaran terjadi secara sempurna sehingga emisi CO2 nya rendah.

4. Big Possibilities.
Daihatsu sadar bahwa kendaraan yang ramah lingkungan pasti membutuhkan mesin yang ramah lingkungan juga. Mobil yang ideal untuk memenuhi kebutuhan ramah lingkungan adalah yang hemat bahan bakar, bertenaga, suaranya halus dan padat (compact). Compact car dirancang dengan ‘hanya’ menggunakan dua silinder. Jumlah ini lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar jika dibandingkan menggunakan tiga silinder yang banyak digunakan oleh non-compact car.
Pengembangan untuk menghasilkan mobil dengan kualitas lebih baik akan terus dilakukan oleh Daihatsu. Karena menghadirkan kendaraan yang ramah lingkungan ke seluruh penjuru dunia adalah cita-citanya. Melakukan sesuatu yang berarti untuk bumi adalah semangatnya. Inilah cara Daihatsu memenuhi janjinya untuk menyelamatkan bumi. Karena bagaimanapun, pedoman “jangan ada dusta diantara kita” memang harus tetap dijaga.

P.S: Semua gambar didapatkan dari: http://www.daihatsu.com


Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.