Sebagai Pemuda, Apa Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Indonesia?

Posted by Sofi 9.08.2013 3 comments
Pendahuluan: Keunggulan Kompetitif

If you don't have a competitive advantage, don't compete, kata Jack Welch. Karena jika tidak memiliki keunggulan kompetitif, kita hanya akan menjadi calon pecundang. Dalam sebuah kompetisi, kita memiliki 2 kemungkinan: menjadi seorang pemenang atau menjadi pecundang. Ini juga berlaku untuk persaingan antar bangsa.

APEC (Asia-Pasifik Economic Cooperation) dibentuk untuk mewujudkan liberalisasi perdagangan dan investasi diantara anggota APEC. Indonesia, jika tidak memiliki competitive advantage dalam era perdagangan bebas, maka hanya akan menjadi ‘pasar besar’ bagi para pelaku bisnis yang berasal dari negara lain. Posisi yang kita tempati tidak akan memberikan keuntungan dari aktifitas perdagangan, selain hanya menjadi end user. Membuat Indonesia lebih kompetitif adalah keniscayaan, karena perjanjian untuk melakukan perdagangan bebas sudah disepakati. Tidak bisa mundur dari arena ini.

Untuk membuat Indonesia lebih kompetitif, tentu saja Indonesia harus terus berbenah dengan memoles competitive advantage-nya. Indonesia tidak akan maju jika hanya mengandalkan comparative advantage-nya. Keunggulan kompetitif berbeda dengan keunggulan komparatif. Comparative advantage diartikan sebagai keunggulan yang sudah ada tanpa perlu diusahakan, seperti Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif berupa kekayaan alam yang melimpah. Sedangkan keunggulan kompetitif merupakan keunggulan yang harus diupayakan, misalnya skill dan inovasi.

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang luar biasa yang merupakan wujud dari keunggulan komparatifnya, tapi keunggulan kompetitifnya kurang sehingga tidak bisa mengolah kekayaan yang ada dengan optimal untuk kesejahteraan bangsa. Sebaliknya, Singapura yang tidak memiliki keunggulan komparatif tapi memiliki keunggulan kompetitif, bisa melaju pesat menjadi negara maju.

Sekilas Tentang APEC

APEC terdiri dari 21 anggota yang terbagi menjadi 2 tipe: negara yang sudah maju dengan negara yang sedang berkembang. Pada Bulan Oktober nanti, Indonesia kembali menjadi tuan rumah pada APEC CEO Summit meeting yang diadakan di Bali. Peran menjadi tuan rumah ini pernah dijalani pada 19 tahun lalu ketika menjadi tuan rumah APEC CEO Summit meeting di Bogor, Jawa Barat.

Semangat yang diusung dari keberadaan APEC adalah mewujudkan kesejahteraan ekonomi para anggota dengan jalan liberalisasi perdagangan dan investasi. Ketika perdagangan bebas sudah diterapkan, maka produk dari negara lain akan bebas masuk ke dalam negeri. Bea cukai akan menjadi 0 %. Para penjual dari 21 anggota APEC akan berebut pasar. Pada saat itu hukum rimba akan berlaku: Siapa yang kuat, dia yang menang. Siapa yang memiliki produk bagus dan sesuai keinginan konsumen, dia yang akan menguasai pasar.

Karena kondisi perekonomian setiap anggota APEC tidak sama, maka waktu pemberlakuan untuk perdagangan bebas juga berbeda. Dalam Deklarasi Bogor tahun 1994 disebutkan tentang pemberlakuan perdagangan bebas pada negara maju dimulai pada tahun 2010. Sedangkan untuk negara berkembang dimulai pada tahun 2020.

Kehadiran APEC menciptakan peluang sekaligus tantangan. Berbicara tentang peluang, keberadaan APEC membuat Indonesia harus mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki untuk menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat negeri dengan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Kehadiran APEC akan menstimulus bangsa Indonesia untuk mengeluarkan upaya terbaiknya, jika tidak ingin hanya menjadi penonton saja. Diadakannya APEC CEO Summit meeting di Bali nanti bisa menjadi alarm bagi bagi bangsa Indonesia bahwa era perdagangan bebas sudah sedemikian dekat. Mau tidak mau, kita harus terlibat didalamnya.

Membuat Indonesia Lebih Kompetitif

Salah satu cara untuk bisa membuat bangsa Indonesia lebih competitif adalah dengan membuat generasi mudanya memiliki keunggulan kompetitif. Mengapa harus generasi muda? Karena generasi muda adalah tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Masa-masa terbaik untuk menghasilkan karya ada di generasi ini.

Menurut pendapat Faisal Basri (1), Indonesia sekarang sedang mendapat bonus demografi. Saat ini, usia produktif tenaga kerja di Indonesia sekitar 50 persen dari jumlah penduduk total. Struktur ini sama dengan struktur demografi negara Jepang pada tahun 1950an ketika negara itu mulai membangun kembali negerinya setelah hancur dalam perang dunia kedua. Bonus ini akan berakhir pada sekitar tahun 1930-an, ketika perdagangan bebas sudah berjalan seperti biasa. Pada waktu itu, Indonesia memasuki fase aging population seperti yang terjadi di Jepang saat ini. Bonus ini harus dimanfaatkan untuk membuat Indonesia lebih bernyali di masa yang akan datang.

Peran generasi muda sebagai lokomotif pembangunan sudah tidak diragukan lagu. Generasi muda memang berada dalam fase keemasan. Kita lihat, banyak perusahaan yang mampu mengeluarkan produk-produk inovatifnya dan memiliki pertumbuhan yang tinggi yang diciptakan oleh generasi muda yang pemikirannya ‘out of the box’. Oleh karena itu, upaya untuk membuat Indonesia lebih kompetitif bisa dimulai dari generasi mudanya.

Astara Lubis, Research Director ABAC (APEC Business Advisory Council) Indonesia(2) mengatakan bahwa generasi muda Indonesia bisa menjadi driver bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan semangat kewirausahaannya di berbagai bidang untuk membuat Indonesia lebih kompetitif. Saat ini Indonesia berada pada pusat pusaran ekonomi dunia dengan jumlah populasinya yang besar dengan komposisi demografinya yang didominasi generasi muda.



Bhinneka Tunggal Ika

Gambar diatas adalah logo Burung Garuda, lambang bangsa Indonesia. Dalam lambang ini, tertulis Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity. Dalam kesempatan ini, gambar ini saya gunakan untuk menunjukkan beragamnya profesi dari generasi muda. Ada yang menjadi akademisi, sopir, direktur, businessman, penulis, arsitek, pilot dan lain sebagainya. Meskipun beragam, tapi tujuannya tetap satu, membuat Indonesia lebih kompetitif. Setiap pemuda bisa berkontribusi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Salah satu caranya dengan menerapakan prinsip-prinsip kewirausahaan atau entrepreneurship.

Filosofi dari kewirausahaan adalah sikap mental yang selalu aktif, inovatif, kreatif dan mandiri. Seorang pemuda yang memiliki jiwa kewirausahaan, tidak mudah menyerah, tahan terhadap kondisi yang kurang baik (resilient) dan berusaha selalu mencari peluang, mengembangkan dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik yang akan berguna untuk dirinya dan masyarakatnya. Pemuda yang memiliki jiwa entrepreneurship akan terus menempa dirinya untuk meningkatkan competitive advantage-nya.

Seorang dokter yang memiliki jiwa entrepreneurship akan selalu berusaha meningkatkan skillnya, memupuk competitive advantage-nya karena nantinya profesi dokter juga akan mendapatkan pesaing dari negara lain.
Pemuda yang menjalankan profesinya dibidang hukum yang memiliki jiwa entrepreneurship akan berusaha memberikan upaya terbaik demi tegaknya hukum di Indonesia. Karena penegakan hukum menjadi faktor penting maju tidaknya sebuah bangsa. Penegakan hukum yang lemah akan menimbulkan contagion effect ke bidang lainnya dan membuat kondisi ekonomi, sosial dan politik semakin memburuk.

Generasi muda adalah representasi dari sebuah bangsa. Jika setiap pemuda memiliki competitive advantage, maka keunggulan itu akan berakumulasi menjadi competitive advantage-nya bangsa Indonesia. Jika setiap pemuda Indonesia memiliki kemampuan untuk berkreasi, berinovasi, meningkatkan skill nya, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kreatif dan inovatif yang didalamnya berisi generasi muda yang memiliki skill yang tinggi.

Upaya generasi muda untuk meningkatkan competitive advantage-nya harus didukung secara penuh oleh pemerintah. Berbagai hambatan yang menghalangi majunya bangsa ini harus segera dihilangkan seperti penegakan hukum yang lemah, penyediaan sarana infrastruktur yang tidak merata dan sebagainya.

So, are we ready to face the challenge? Yes! Hermawan Kartajaya mengatakan: Kita tidak perlu takut dengan perdagangan bebas. Yang penting kita harus siap dengan competitive advantage kita. Bagaimanapun, sesuai dengan Deklarasi Bogor, melakukan perdagangan bebas bersama anggota APEC lainnya beberapa tahun kedepan adalah sebuah kewajiban bagi bangsa Indonesia.

Baca Selengkapnya ....

Interaksi Anak & Mobile Internet, Peran Ortu Dimana?

Posted by Sofi 8.05.2013 0 comments
Cerita Ines

Suatu hari Ines, sebut saja begitu, berhasil membuat ibunya kaget dan marah dengan cerita yang disampaikannya sepulang sekolah. Gadis kecil itu masih duduk di bangku kelas 1 SD di sekolah yang letaknya dekat dengan rumah saya. Dia bercerita tentang ulah Doni (nama samaran) dan temannya, anak kelas 2 di SD yang sama.

Katanya waktu di sekolah, Doni mengejar-ngejar dia dan teman Doni menyorakinya sambil mengatakan sesuatu yang tidak dia pahami. Entah kenapa, meskipun Ines tidak tahu artinya tapi kata-kata yang diucapkan teman Doni membuatnya takut. Itulah yang mendorongnya untuk bertanya kepada ibunya apa arti dari kata-kata yang diucapkan teman Doni itu.

Apa yang dikatakan oleh kakak kelas Ines itu?

Anak kelas 2 SD itu menyuruh Doni mengajak Ines ML! Bagaiamana bisa? Bukankah Doni dan temannya masih sangat belia?

Keesokan harinya, Ibu Ines melaporkan tindakan Doni dan temannya ke gurunya. Dewan guru mengambil langkah cepat dengan menginterogasi keduanya dan akhirnya merazia barang bawaan yang sekiranya menghubungkan dengan ucapan yang dilontarkan teman Doni ke Ines.

Begitu dilakukan razia, diketahuilah darimana pangkal dari ucapan tidak pantas itu keluar. Ya, ternyata di HP Doni ada video pornonya! Video itu pernah dipamerkan ke teman-temannya. Rupanya Doni dan temannya terinspirasi dari konten itu. Entah darimana video itu berasal. Tapi yang jelas kejadian ini membuat banyak orang syok.

Sebelum menemukan fakta ini saya pernah berfikir bahwa biasanya orang tua yang membekali anaknya dengan gadget canggih seperti ponsel yang bisa mengakses internet memang sudah memahami konsekuensinya dan melakukan berbagai proteksi yang harus dterapkan agar anaknya hanya mengambil sisi positif dari penggunaan gadget itu.

Ternyata saya salah. Tidak semua orang tua yang bisa membelikan gadget untuk anaknya memiliki -katakanlah- pengetahuan yang cukup tentang dampak positif dan negatif dari perangkat teknologi ini apalagi yang terdapat fasilitas internetnya.


Gadget dan Perannya
Gadget hadir dengan 2 peran yang diusungnya. Peran pertama sebagai 'madu' yang mengarah kepada manfaat baik dan menguntungkan. Sedangkan peran kedua sebagai 'racun' yang tentu saja bersifat merugikan. Ini pula yang berlaku untuk perangkat teknologi berupa ponsel yang ada fasilitas mobile internetnya.

Keputusan para orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan gadget canggih tentu dilatarbelakangi oleh banyak hal, antara lain:
• Untuk memudahkan komunikasi orang tua dan anak ketika mereka berjauhan sehingga para orang tua tetap bisa memantau anak-anaknya.
• Untuk memudahkan anaknya mengerjakan tugas sekolah seperti agar mudah mencari bahan mengerjakan PR
• Memberi sarana hiburan
• Faktor gengsi. Membekali anak dengan gadget canggih menunjukkan gaya hidup yang up to date dan sebaliknya. Sehingga banyak orang tua yang membelikan anaknya gadget canggih berfasilitas internet untuk menunjukkan bahwa mereka termasuk orang tua modern.

Apapun motivasinya, orang tua harus mengetahui dan menyadari bahwa fasilitas yang dilengkapi dengan mobile internet tidak bisa begitu saja diserahkan ke anak-anak. Ada bahaya yang mengancam mereka yang masih belia itu jika salah menggunakannya. Misalnya adanya ancaman menjadi korban cyberbullying, adanya bahaya yang mengintai karena melihat informasi dan gambar yang mengganggu dan bernilai buruk.

Selain itu, terlalu banyak bersentuhan dengan mobile internet bisa membuat anak-anak menjadi asosial dengan lingkungan sekitar. Dan dampak buruk lainnya yang sangat mungkin terjadi adalah terganggunya proses belajar karena konsentrasinya hanya fokus pada apa yang ada di ponsel pintarnya itu. Waktu berjam-jam dihabiskan untuk menatap layar ponselnya yang terhubung dengan internet dan tentu saja ini memangkas alokasi waktu untuk belajar dan beribadah.

Peran Orang Tua
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua untuk menerapkan internet safety pada anak-anak dan menghindarkan dari dampak buruk mobile internet itu?

1. Memberi Bekal Agama
Gadget dengan fasilitas mobile internet adalah salah satu contoh dari terus berkembangnya dunia teknologi. Dengan terus membekali anak dengan pengetahuan agama, maka secara otomatis dalam dirinya akan terbentuk filter yang mencegahnya dari dampak buruk mobile internet. Inilah bekal yang sifatnya everlasting. Meskipun penemuan teknologi terus bermunculan, tidak akan berdampak buruk jika si anak telah dibekali dengan pengetahuan agama yang baik.

Ada satu kalimat ampuh yang saya kenang sampai sekarang: Selama jiwa terhubung dengan langit, tidak ada keburukan/bahaya di muka bumi yang perlu dikhawatirkan. Selama anak-anak dekat dengan Tuhannya, mentaati segala perintah dan larangan-Nya, maka keberadaan gadget dengan sisi buruknya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

2. Menjadi Pengarah
Orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan anaknya. Kemudahan untuk mendapatkan fasilitas gadget canggih dengan mobile internet-nya harus diiringi dengan semakin dekatnya hubungan orang tua dengan anaknya. Dalam konteks ini berkaitan dengan perannya sebagai pengarah.

Memberikan anak ponsel dengan mobile internetnya seperti melepas anak menyusuri jalan sendirian. Kadang orang tua hanya bisa mengarahkan. Misalnya, kalau ada jalan berlubang, hindari. Karena bisa terperosok.

Begitu pula dengan gadgetnya itu. Situs-situs seperti apa yang tidak boleh dibuka, kapan dan berapa jam boleh berselancar di dunia maya agar tidak mengganggu jam belajarnya dan sebagainya

3. Menjadi Kepo-ers
Agar aktifitas anak dalam berinternet ria bisa tetap terpantau, peran orang tua sebagai kepo-ers sangat diperlukan. Mengetahui website apa yang dikunjungi anaknya, apa yang ditonton si buah hati sangat perlu diketahui orang tua.

Agar memudahkan pemantauan, orang tua juga bisa memasang parental control software yang bisa diaplikasikan di gadget yang digunakan oleh anak-anak. Berbagai vendor seperti Apple, Nokia menyediakan aplikasi ini. Dengan aplikasi pemantau untuk orang tua, maka orang tua akan menerima SMS atau email pemberitahuan ketika si anak membuka situs-situs yang berbahaya untuk usianya.

SingTel, perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura menyediakan aplikasi bernama Locator Plus & Mobile Internet Filter. Fasilitas ini memungkinkan para orang tua untuk bisa memantau keberadaan anaknya dan juga melindungi anaknya dari akses konten berbahaya.

4. Menjadi Pengatur
Sebagai pihak yang memfasilitasi serta bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang si anak, orang tua bisa memainkan perannya sebagai pengatur ketika membelikan perangkat teknologi yang memiliki akses internet. Misalnya dengan menghilangkan aplikasi download yang membuat anak-anak tidak mudah mengunduh konten-konten yang berbahaya.

Vodafone yang berbasis di Inggris meluncurkan "Bemilo System". Dengan memasang fasilitas ini, maka orang tua bisa membatasi interaksi anak dengan orang lain yang dinilai merugikan dengan cara memblokirnya. Selain itu dengan fasilitas ini orang tua juga bisa mematikan gadget anaknya jika dirasa si anak sudah terlalu lama berinternet ria dan melupakan kewajibannya misalnya beribadah dan belajar. Uniknya, si anak tidak memiliki kuasa untuk menghilangkan Bemilio System ini karena bentuknya bukan aplikasi. Dengan kehadiran Bemilio System, orang tua bisa mengarahkan anaknya ber- internet mobile dengan baik.

Persoalan menyelamatkan anak-anak yang notabene menjadi generasi penerus bangsa dari dampak buruk kecanggihan teknologi bukan hanya tugas orang tua tapi juga berbagai pihak termasuk pemerintah dan provider layanan komunikasi. Artinya, masa depan mereka salah satunya ditentukan oleh tindakan kita.

NB: Gambar diambil dari sini

Naskah ini diikutsertakan pada lomba blog DP Talk

LOMBA BLOG DPTALK

Baca Selengkapnya ....

Wajah Street Food Indonesia

Posted by Sofi 5.07.2013 2 comments
Sebut saja Monika dan Anto, sepasang suami istri yang hidup di Jakarta. Suatu malam, Anto mengajak istrinya keluar.
‘Dinner, yuk!’
2 kata ini langsung direspon Monika dengan cepat. Tanpa bertanya lebih lanjut, Monika bergegas mengganti bajunya dengan sebuah gaun malam berpotongan sederhana. Kelezatan makanan yang dipadu dengan suasana mewah nan romantis di restoran melela dalam bayangannya. Slurp!
Setelah beberapa hari ini mereka melewati makan malam a la warung kaki lima, akhirnya kesempatan menikmati makan malam lebih mewah datang lagi. Yuhuuu… begitu selesei menambahkan riasan di wajahnya, Monika bergegas menemui suaminya yang sedang nonton TV.

Melihat dandanan istrinya, Anto tertegun.
Ha? Kok bajunya yang itu?” Belum sempat Anto menyeleseikan kalimatnya, Monika langsung memotong.
“Dinner, kan?”
“Ya udah. Ayo. Keburu hujan, ntar”. Jawabnya.
Tanpa banyak bicara, langsung diambil motor sportnya dan mereka berboncengan membelah ramainya kota Jakarta. Tidak berjalan lama, tiba-tiba Anto menghentikan sepedanya di sebuah warung di pinggir jalan Monika mengira suaminya mau membeli rokok di kios samping warung itu. Apalagi rencana mereka ke restoran.
“Turun” Perintah suaminya halus.
Monika turun, tapi mematung.
“Ayoo…” Ajak suaminya
“Lho?“Gantian Monika yang bertanya. Mau beli rokok saja harus ajak dia. Belum memperoleh jawaban, matanya sudah menangkap langkah kaki Anto menuju beberapa bangku panjang yang baru terisi setengahnya. Terlihat seorang bapak sedang mengaduk makanan di wajannya diatas kompor yang menyala. Nasi goreng…
Katanya ngajak dinner” Monika mencoba mengingatkan. Siapa tahu suaminya lupa tujuan mereka.
“Dinner itu makan malam, kan?. Kita dinner disini saja”
Dikiranya Anto mau ngajak dinner di restoran, ternyata…
Aaaahh… Salah persepsi.

***
Beda Persepsi Beda Reaksi
Monika mengira mereka akan makan di restoran, Ternyata Anto mengajaknya ke warung pinggir jalan. Mereka memiliki persepsi berbeda. Dinner bagi Anto ya makan malam seperti biasa. Tidak ada yang lebih istimewa. Bagi Monika lain lagi. Kalau makan malam bisa dimana saja. Tapi ketika menyebut kata dinner, asosiasinya ya ke restoran. Kalau mau pergi kesana, penampilan harus diperhatikan termasuk dalam urusan make-up dan baju yang tertata.

Seandainya dia paham akan diajak makan di street food, bisa jadi reaksinya lain. Cukuplah dengan pakaian rumah yang dikenakan ditutup dengan sweater. Jadi deh.
Bukankah makan di warung pinggir jalan identik dengan dandanan casual?. Dari sini terlihat antara restoran dan street food memiliki ‘kelas’ yang berbeda.

Penjual street food sampai saat ini tidak menuntut pengunjungnya untuk tampil rapi jali jika ingin makan di tempatnya. Street food tidak hanya menawarkan kelezatan makanan, namun juga menjadi media bagi pengunjungnya untuk tampil apa adanya. Tidak ada make up menor. Pun juga tidak ada tuxedo.

Meski begitu, kelihaiannya memanjakan lidah pengunjungnya tidak perlu diragukan lagi. Banyak penjual street food yang kualitas rasanya setara dengan masakan a la chef bintang lima.

Street Food, Apakah Itu?
Secara umum, street food diartikan sebagai makanan dan minuman yang dijual di pinggir jalan atau di titik-titik keramaian lainnya. Orang Indonesia menyebutnya dengan Warung Pinggir Jalan, PKL, atau makanan jajanan.


Sumber: http://lekgunsketchbook.blogspot.com

Pada dasarnya, berdasarkan keterangan dari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi street food ini dapat digolongkan menjadi tiga:
1. Makanan Jajanan Berbentuk Panganan. Contohnya kue molen dan martabak.



2. Makanan Jajanan yang diporsikan, seperti nasi goreng dan bakso.



3. Makanan jajanan berbentuk minuman seperti es cendol dan es campur.



Selain membedakan street food dari jenis makanan yang dijual, street food juga dibedakan dari mobilitasnya, yakni: Penjaja diam yang ngendon atau menetap tempat jualannya, penjaja ½ diam yang terkadang keliling terkadang mangkal di suatu tempat serta penjaja yang tidak bisa diam alias penjaja keliling.
Budaya masyarakat yang semakin menggemari turun ke jalan untuk menikmati makanan yang dipicu oleh daya tarik dari pedagang kaki lima itu sendiri serta peran media yang menyemarakkan geliat wisata kuliner nusantara ini menyebabkan jumlah pedagang kaki lima semakin bertambah. Pakar kuliner Bondan Winarno mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 85 persen makanan di dunia ini yang tersaji di jalanan. Tidak heran jika kemudian muncul angka ini. Karena, saat ini, begitu kita keluar rumah akan disambut oleh berbagai penjaja makanan ini dengan segala veriasi menu yang ditawarkannya.

Street Food dan Kekayaan Budaya
Kekayaan budaya yang bisa dilihat dari street food nya antara lain:
1. Beda daerah Beda Selera
Betapa keragaman selera masing-masing daerah bisa dilihat salah satunya melalui street food. Contohnya sambal, menu sejuta umat yang banyak menemani menu lalapan. Beda daerah akan berbeda rasanya. Ada daerah yang rasa sambalnya pedas asin. Ada juga daerah yang rasa sambalnya cenderung manis.
Contoh lain adalah pecel dan karedok. Komposisi bahan keduanya hampir sama tapi ada perbedaannya juga. Selain itu karedok identik dengan Jawa Barat, sedangkan pecel identik sebagai menu khas Jawa Timur.

2. Masyarakat Yang Kreatif dan Humoris
Jika warung bakso lain menyebut dirinya ‘Bakso Enak’ ‘Bakso Lezat’ dan sebaginya, di sebuah warung bakso di Jember Jawa Timur justru menamakannya dengan ‘Bakso Ora Pati Enak’. Artinya Bakso Yang Tidak Begitu Enak. Low profile sekali, bukan?. Alih-alih sepi pengunjung, justru dengan promosi yang rendah hati ini mampu menarik pengunjung untuk terus berdatangan. Strategi marketing yang melawan arus sedang diterapkan. Kreatif sekali.

Ada lagi contoh betapa kreatif dan lucunya PKL di Indonesia. Di Surabaya ada warung yang nama makanannya unik dan bisa membuat kita mengernyitkan dahi. Ada Krisdayanti (sate usus ayam yang digoreng), Mbok Enom artinya istri muda untuk menyebut es sinom, Sembako (nasi bungkus), Aspal (sambal), Bantal (lumpia), Guling (risoles), Pakan Doro (Pakan burung alias bakwan jagung) dan lain sebagainya. Makannya bisa pakai sekrop (sendok) atau tangan di lapangan (piring). Ada kolam renang (air di wadah) yang disediakan untuk cuci tangan.
Kebetulan saya belum pernah ke warung yang katanya laris manis itu. Mungkin jika saya kesana, hanya bisa tersenyum atau justru melongo mendengar berbagai istilah lucu yang disebutkan bersahutan itu.

3. Semangat Gotong Royong
Orang Indonesia itu semangat gotong royongnya tinggi. Banyak penjual street food yang memanfaatkan emperan toko untuk berjualan. Dari sini saja kita bisa melihat adanya semangat untuk berbagi ladang rizki antara pemilik toko dan penjual street food.

Selain mampu menampilkan sisi positif wajah Indonesia, keberadaan street food juga mampu menyingkap sisi buruknya. Contohnya terkait kebersihan. Bondan Winarno pernah mengatakan kalau perut kita sudah terbiasa jorok, jadi makan apa saja tidak sakit.
Pernyataan ini muncul karena melihat banyak pemandangan pedagang kaki lima di Indonesia yang kurang menjaga aspek kebersihan dalam berjualan.

Sambil menulis esai ini, saya menyempatkan diri jalan-jalan ke berbagai negara untuk melihat wajah street food nya. Beda negara beda pula penampakan street food nya. Tentu saja saya jalan-jalan dengan identitas sebagai cyber traveler. Begitu melihat penampakan street food di beberapa negara yang terkesan jorok, selera untuk pergi kesana jadi berkurang meskipun seandainya kesempatan dan kemampuan itu datang.

Ini pula yang mungkin terjadi pada calon wisatawan yang bisa jadi minatnya berkunjung ke Indonesia menjadi berkurang karena melihat wajah street food nya yang kurang terjaga kebersihannya.

Di Singapura, setiap vendor street food mengantongi sertifikat kebersihan terkait makanan yang disajikan dengan grade yang berbeda-beda. Dengan sertifikat ini, para vendor akan berusaha memberikan pelayanan terbaiknya dan konsumen pun nyaman menikmati makanannya.

Salah satu pe-er pemerintah adalah bagaimana caranya memoles keberadaan street food agar bisa tampil bersih. Cara yang diterapkan Singapura bisa dicontoh. Sebagai salah satu daya tarik wisata, street food harus dipoles sedemikian rupa agar banyak wisatawan yang beranjangsana.
Karena bagaimanapun, salah satu mantra PDKT: ‘Jalan menuju hati orang asing adalah melalui perutnya’ masih diakui keampuhannya.


Baca Selengkapnya ....

Al-Gore, Bumi dan Daihatsu

Posted by Sofi 5.05.2013 0 comments
Ketika melawan George W. Bush pada pemilu 2000, Al-Gore memang kalah. Tapi namanya akan tetap dikenang sejarah sebagai salah satu pejuang lingkungan hidup. Sampai batas waktu tidak tertentu, film An Inconvenient Truth akan tetap bisa dinikmati. Sebuah film dokumenter tentang bencana yang akan terjadi jika aktifitas perusakan lingkungan terus terjadi.

Berbagai pengakuan atas dedikasinya menyelamatkan lingkungan telah diakui dunia. Meraih penghargaan Academy Award 2007 sebagai film dokumenter terbaik serta menjadi peraih nobel adalah jejak apresiasi dunia atas bukti kecintaannya kepada bumi.

Demi bumi, semuanya harus bergerak melakukan perbaikan. Dimulai dari diri sendiri. Masyarakat harus bergerak. Pemerintah harus bergerak. Para pelaku industri juga harus bergerak

Meskpun (mungkin) langkah perubahan yang dilakukan kelihatan kecil, tapi jika dikerjakan dengan spirit cinta kepada bumi, maka hasilnya juga akan luar biasa. Bunda Theresa pun pernah mengatakan: "We cannot do great things on this earth, only small things with great love."

Sebuah Janji Untuk Dunia
Pada thaun 1997 lalu, kita pernah berjanji untuk bersama-sama mengurangi emisi karbondioksida dan 5 gas rumah kaca lainnya. Janji itu tertuang dalam Protokol Kyoto. Jepang adalah salah satu negara yang konsisten memegang janji itu dan melakukan berbagai perubahan untuk lingkungan yang lebih baik. Daihatsu adalah salah satu produsen moda transportasi asal Negeri Matahari Terbit yang mengusung konsep teknologi hijau.

Daihatsu dan Pemenuhan Janji Itu
Salah satu komitmen Daihatsu untuk memproduksi mobil dengan teknologi hijau yang notabene ramah lingkungan di buktikan dengan memproduksi compact car. Mengapa compact car dikatakan ramah lingkungan. Paling tidak ada 3 alasannya:

1. Mobil hemat bahan bakar mampu mengurangi emisi CO2. Selama ini CO2 adalah salah satu faktor yang bertanggungjawab terhadap adanya pemanasan global. Contoh mobil yang hemat bahan bakar adalah mobil hybrid.

Tapi tunggu dulu…

Mobil hybrid memang hemat bahan bakar. Tapi hemat bakar bakar saja tidak mampu mewujudkan mobil yang ramah lingkungan. Ada faktor lain yang harus diperhatikan, yakni ukuran mobil. Dalam compact car, bahan untuk pembuatannya memakai alumunium, bukan baja sehingga berat compact car kebih ringan dibanding mobil hybrid. Itu artinya penggunaan bahan bakar pada compact car rendah sehingga bisa mengurangi emisi CO2.

2. Penggunaan logam mulia yang lebih sedikit.
Mobil hybrid dibuat dari berbagai material seperti neodymium dan didymium untuk membentuk bodi nya. Sedangkan kacanya yang bisa menyerap sinar UV terbuat dari cerium. Kita tahu bahwa ketiga material ini merupakan contoh material yang cukup langka.
Semakin besar kendaraan, semakin banyak penggunaan energi dan sumberdaya langka berupa logam mulia. Semakin ramping dan sederhana sebuah kendaraan, kuantitas dari penggunaan material ini juga semakin sedikit. Keberadaan compact car merupakan wujud penghematan terhadap berbagai bahan baku yang langka yang bersifat tidak dapat diperbarui. Inilah ilustrasi penggunaan material yang langka jumlahnya tapi boros penggunannya.



3. Diterapkannya Life Cycle Assessment (LCA) yang pro lingkungan.
Daihatsu menerapkan keseluruhan proses mulai dari hulu sampai hilir harus benar-benar ramah lingkungan. Proses mulai dari pembelian bahan baku (Purchasing of materials), proses pembuatan (production) yang menggunakan metode produksi yang benar-benar efisien sehingga bisa mengurangi penggunaan material yang tidak penting, kemudian tahapan pengoperasionalan atau driving, perawatan hingga tahapan daur ulang (scrapping) benar-benar diperhatikan.



Komitemen Daihatsu untuk menciptakan kendaraan yang ramah lingkungan dapat dilihat dari 4 pendekatan berikut:
1. Mobil yang ramah lingkungan dibuat dari tempat yang juga ramah lingkungan. Ini adalah rumus yang dipegang betul oleh Daihatsu. Semua fasilitas produksi yang digunakan mengacu kepada mindset ramah lingkungan. Cara yang ditempuh adalah dengan membangun tempat produksi seramping mungkin. Tujuannya untuk memperkecil peluang merusak lingkungan selama proses produksi.
Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan SSC (Simple, Slim and Compact) yang tujuannya untuk menghilangkan penggunaan peralatan dan bahan baku yang tidak perlu. Dengan cara ini, jumlah engergi yang digunakan dan emisi karbon yang dikeluarkan bisa berkurang. Gambar berikut adalah contoh penggunaan konsep SSC pada pabrik Daihatsu di Kyusu Jepang yang selesei dibangun pada tahun 2007.



2. Secara konstan mengurangi berat dan ukuran produk.
Semakin berat sebuah mobil, bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin besar. Sedangkan compact car lebih ringan sehingga bahan bakar yang dibutuhkan juga semakin sedikit.
Contohnya adalah kendaraan buatan Daihatsu bernama Mira e:S yang merupakan generasi ketiga mobil ramah lingkungan. Berat mobil ini 60 kg lebih ringan dari ukuran semula. Dengan tetap memperhatikan faktor keamanan, kendaraan ini dibuat dengan berat sekitar 730 kg dan tentu saja dengan perancangan yang hemat bahan bakar.



3. Eco-Idle System dan i-EGR System
Daihatsu paham bahwa kita sampai saat ini masih berjibaku dengan masalah macet. Kalau sudah macet tidak mengenal jam. Oleh karena itu, agar penggunaan bahan bakar tetap efisien dalam kondisi ‘idle’ dibuatlah Eco-Idle system.
Dalam kondisi tertentu bisa mati atau hidup secara otomatis. Dengan adanya teknologi ini tidak ada bahan bakar yang terbuang sia-sia. Jika kecepatannya dibawah 7km/jam atau dalam kondisi ‘hidup segan mati tak mau’ alias lambaaatt banget, maka mesin akan secara otomatis mati. Meski mesin mati, tapi audio dan sistem navigasinya tetap bisa digunakan. Ketika mobil sudah benar-benar berhenti, mesin tetap berhenti.
Asyiknya, berapa lama mobil berhenti dan berapa banyak bahan bakar yang dismpan dalam kondisi mesin mati bisa dilihat di penunjuk meterannya. Nah, ketika rem sudah dilepas, otomatis mesin akan mulai hidup. Semua perpindahan kondisi dari hidup-mati-hidup lagi terjadi dalam kondisi yang smooth.


Selain menggunakan Eco-Idle System, juga menggunakan i-EGR system. Fungsinya untuk membuat proses pembakaran terjadi secara sempurna sehingga emisi CO2 nya rendah.

4. Big Possibilities.
Daihatsu sadar bahwa kendaraan yang ramah lingkungan pasti membutuhkan mesin yang ramah lingkungan juga. Mobil yang ideal untuk memenuhi kebutuhan ramah lingkungan adalah yang hemat bahan bakar, bertenaga, suaranya halus dan padat (compact). Compact car dirancang dengan ‘hanya’ menggunakan dua silinder. Jumlah ini lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar jika dibandingkan menggunakan tiga silinder yang banyak digunakan oleh non-compact car.
Pengembangan untuk menghasilkan mobil dengan kualitas lebih baik akan terus dilakukan oleh Daihatsu. Karena menghadirkan kendaraan yang ramah lingkungan ke seluruh penjuru dunia adalah cita-citanya. Melakukan sesuatu yang berarti untuk bumi adalah semangatnya. Inilah cara Daihatsu memenuhi janjinya untuk menyelamatkan bumi. Karena bagaimanapun, pedoman “jangan ada dusta diantara kita” memang harus tetap dijaga.

P.S: Semua gambar didapatkan dari: http://www.daihatsu.com


Baca Selengkapnya ....

Happy 1st Monthsary Bell’s Palsy

Posted by Sofi 3.14.2013 6 comments
Hari ini, 14 Februari, sepertinya perlu mengucapkan “Happy 1st Monthsary” buat Bell’s Palsy yang sudah menemani saya sebulan lamanya :).
Menurut perkiraan dokter, bell’s palsy saya akan sembuh dalam waktu 1 bulan. Perkiraan beliau tidak meleset jauh. Saya sudah sembuh meski belum 100 persen. Sekitar di kisaran angka 90 persen an lah. Kurang sedikit lagi.

Bagaimana ceritanya?
Malam itu, sebulan yang lalu, saya merasa ada yang aneh dengan wajah saya. Dalam melakukan gerakan, antara wajah sisi kanan dan kiri tidak sinkron lagi. Tidak ada kekompakan diantara mereka untuk melakukan gerakan yang indah buat dipandang, misalnya tersenyum atau berkedip-kedip. Yang terjadi, jika diminta tersenyum, yang mau menyunggingkan senyum hanya bibir sebelah kiri. Bibir bagian kanan ngambek. Begitu pula dengan mata. Kalau diminta berkedip, yang merespon hanya mata kiri saja. Mata yang kanan benar-benar tidak mau melaksanakan perintah. Bahkan saking ngambeknya, mata kanan saya tidak mau menutup.
Hey, ada apa dengan wajah saya? Kenapa bentuknya jadi asimetris begini?
Mengapa yang kanan terasa lumpuh?

Ditengah rasa takut dan cemas terjadi apa-apa, saya ambil stetoskop. Saya cek sendiri tekanan darah saya dan hasilnya 110/80. Angka yang aman. Hasil ini sama persis dengan pemeriksaan di RS keesokan harinya.
Mengapa saya perlu mengecek tensi darah?
To be honest, ada anggota keluarga saya yang pernah terkena stroke sehingga membuat saya harus lebih peka terhadap perubahan-perubahan tidak biasa yang terjadi, meski saya masih muda. Karena tidak menafikan kenyataan ada juga anak muda yang bisa terkena stroke. Naudzubillah min dzalik.
Selain faktor tensi darah aman, gula darah saya juga aman (setelah beberapa waktu sebelumnya melakukan medical check-up), yang juga membuat saya merasa tenang adalah karena yang mengalami kelumpuhan ‘hanya’ separuh wajah, tidak termasuk anggota badan lainnya.
Sayangnya malam itu koneksi internet di rumah sedang bermasalah, jadi tidak bisa bertanya ke Syaikh Gugel atau Mufti Yahoo atas masalah ini. Esoknya, di RS Wava Husada, rasa penasaran itu akhirnya terjawab. Ternyata saya positif terkena Bell’s Palsy.

Bell’s Palsy

Penyakit ini diambil dari nama seorang dokter bernama Sir Charles Bell yang pertama kali mengidentifikasi kelainan ini.
Salah satu faktor yang dicurigai adalah karena adanya virus di saraf otak No.7 (saraf facialis) yang selama ini bertanggung jawab mengatur pergerakan muka, mengatur produksi air liur dan sebagainya. Selain virus, bisa jadi juga karena aliran darah ke otak kurang lancar. Sedangkan dokter syaraf yang menangani saya mengatakan bahwa penyebab terjadinya Bell’s Palsy –untuk kasus saya dan kasus secara umum- belum diketahui secara pasti!.
Karena gangguan pada syaraf nomer 7 ini, hingga akhirnya menimbulkan distorsi wajah yang khas. Percayalah, gangguan ini menurunkann kadar kecantikan sampai sekian persen (XD). Bagaimana tidak, pada saat itu mulut mencong, mata tidak bisa berkedip sebagian dan terus menerus mengeluarkan air mata. Maka tidak heran, selama 2 minggu pertama, ketika keluar rumah saya harus menggunakan masker. Faktor estetika yang berbicara, hehehe
Apa saya merasakan sakit?
Awal-awal iya, di bawah telinga terasa sakit nyeri, nyut-nyut rasanya. Kemudian setelah minum obat, nyeri itu hilang. Beberapa hari kemudian, rasa sakit itu muncul lagi, cukup lama, sampai seperti sakit migraine yang parah. Salah satu kakak sempat mengusulkan dilakukan pemeriksaan CT-Scan, tapi ternyata tidak perlu. Kata dokter, rasa sakit itu muncul karena mata kanan saya belum bisa menutup.
Selain keluhan sakit di belakang telinga, ketidakmampuan mata untuk menutup menyebabkan munculnya rasa nyeri, lebih tepatnya perih di mata jika muka terkena air, misalnya air wudhu.
Seperti halnya stroke yang memiliki golden period selama 3-6 jam, Bell’s Palsy juga demikian. Masa keemasan untuk Bell’s Palsy adalah 72 jam sejak terkena serangan. Artinya jika penanganan medis lambat dilakukan, melebihi golden period-nya, maka hasil klinisnya juga akan buruk. Alhamdulillah, kurang dari 72 jam saya sudah mendapatkan penanganan.

Medical Treatment
Untuk penyakit ini, saya diberi terapi kortikosteroid. Selain pengobatan dari dalam, saya juga harus menjalani fisioterapi 2 hari sekali. Tindakan terapi yang saya jalani adalah terapi infra merah, stimulasi listrik untuk mengaktifkan saraf penggerak otot, kemudian dilakukan massage di area wajah untuk memberikan stimulasi gerak serta exercise atau senam wajah.
Berkaitan dengan senam wajah ini, saya menangkap satu pesan tersembunyi. Adanya Bells Palsy, semacam menjadi perintah tersembunyi agar saya sering-sering membaca Al-Quran. Kenapa? Karena dengan membaca Al-Quran, secara otomatis, wajah akan melakukan gerakan-gerakan mengikuti makhorijul huruf nya. Gerakan-gerakan ini mirip dengan terapi yang diajarkan untuk melatih otot wajah yang lumpuh, misalnya gerakan memajukan mulut. Jadi ini semacam treatment yang two in one. Ya dapat pahala karena mengaji. Ya dapat kesembuhan karena senam wajah. In sha Allah

Pencegahan.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan agar orang yang masih dalam kondisi aman, tidak sampai terkena Bell’s Palsy. Bell’s Palsy ini merupakan penyakit yang memiliki hubungan erat dengan cuaca dingin. Beberapa hal yang harus dihindari, misalnya: jangan tidur dilantai dengan sebelah pipi menyentuh lantai, hindari berlama-lama di ruangan ber-AC, tidak menghadapkan wajah ke kipas angin yang menyala, termasuk jika berkendara sepeda motor sebaiknya gunakan masker dan helm teropong.
Hal-hal yang kelihatannya sepele ini, ternyata patut diperhatikan dengan seksama. Karena bagaimanapun, selalu memang lebih baik mencegah dari pada mengobati.

Baca Selengkapnya ....

MENUJU MUSEUM PABRIK GULA IDAMAN

Posted by Sofi 1.31.2013 0 comments
Mengintip House of Sampoerna
Awal tahun 2010, saya berkesempatan mengunjungi House of Sampoerna yang menjadi destinasi field trip dari salah satu Konferensi Internasional yang saya ikuti. Bersama peserta lainnya termasuk para bule dari beberapa negara, kami mengeksplorasi salah satu peninggalan keluarga Sampoerna yang bersejarah itu. Saat ini museum itu menjadi salah satu icon Kota Surabaya yang ‘wajib’ dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara jika sedang berkunjung ke Kota Pahlawan.

Dari berbagai pajangan benda-benda artefak yang ada, didukung dengan desain interior dan spot light yang ditata dengan detail menyebabkan kami dan pengunjung lainnya betah untuk mengamati dan menelaah satu persatu, ikut larut dalam perjalanan panjang dari waktu ke waktu dari pabrik rokok yang kesohor itu. Selain itu pengunjung juga diberi suguhan istimewa yakni bisa melihat secara langsung para pekerja pabrik rokok yang sedang bekerja dengan metode tradisional dalam balutan busana kerja yang seragam.
Kesan bersih, mewah, elegan, cozy dan homey bercampur jadi satu. Nuansa tradisional pada berbagai benda kuno yang dipamerkan serta penataan interior modern berpadu dengan sangat apik.

Kentara sekali, pihak pengelola House of Sampoerna memperlakukan museum ini dengan penuh kesungguhan. Setiap detail diperhatikan. Karena memang barang-barang peninggalam itu istimewa. Seistimewa cerita panjang yang menyertainya sehingga pabrik rokok sampoerna menjadi pabrik rokok terbesar di Indonesia saat ini.

House of Sampoerna adalah salah satu contoh dari museum yang diperlakukan dengan sangat baik. Karena diperlakukan dengan istimewa, maka tidak heran jika apresiasi yang muncul atas keberadaannya juga bersifat istimewa. Tempat wisata sejarah ini bisa menjadi salah satu referensi yang bagus untuk mengembangkan Museum Pabrik Gula. Mengapa House of Sampoerna yang dijadikan benchmark? Hal ini karena antara pabrik rokok dan pabrik gula memiliki kedekatan dalam beberapa hal:
1. Kedua industri ini memproduksi item barang yang banyak dikonsumsi masyarakat. Antara gula dan rokok erat kaitannya. Kebanyakan para perokok suka minum kopi yang notabene untuk membuatnya perlu ketersediaan gula.
2. Kedua usaha ini sudah berdiri sejak lama. Sejak jaman penjajahan abad 19, usaha ini sudah bermunculan. Meski pabrik gula ada yang dijalankan oleh negara dan ada pabrik gula partikulir, sedangkan pabrik rokok hanya dijalankan oleh pihak swasta, tapi keduanya memiliki kisah perjalanan yang panjang dan sangat pantas untuk diabadikan.

Potensi Tersembunyi Museum Pabrik Gula
Keberadaan pabrik gula sampai saat ini terbilang lekat dan dekat dengan kehidupan masyarakat. Eksistensinya membuat kehidupan masyarakat terasa ‘manis’, dalam makna konotatif dan denotatif.
Tetapi, apakah semua masyarakat paham dengan pabrik tebu itu sendiri. Bagaimana sejarah pabrik gula itu. Siapa yang mendirikan pertama kali? Mengapa ada lori? Apa gunanya? Bagaimana cara pengolahan dari bahan baku tebu menjadi gula dari masa ke masa?
Berbagai pertanyaan ini membutuhkan media agar bisa terjawab secara komprehensif. Media yang dibutuhkan itu bernama Museum Pabrik Gula.
Di tempat wisata yang termasuk dalam kategori tempat wisata buatan ini tersimpan dan tersaji berbagai barang peninggalan yang termasuk dalam warisan budaya (cultural heritage). Berbagai barang peninggalan yang berhubungan dengan produksi gula, keberadaannya seperti seorang ‘pendongeng’ yang menceritakan kepingan mozaik dari suatu objek secara sambung menyambung. Sehingga jika penasaran dengan cerita perjalanan dari sebuah pabrik gula, pergilah ke museum. Disana akan ditemukan jawabannya.

Pabrik gula yang selama ini begitu dekat dengan kehidupan masyarakat, dalam perjalanan produksinya menyimpan banyak kisah menarik. Hal ini karena pabrik gula sendiri di Indonesia sudah mulai bermunculan pada abad ke 18 ketika program Cultuurstelsel diberlakukan. Cerita berdirinya pabrik gula mulai dari jaman baheula sampai sekarang menjadi faktor utama yang mampu mengundang banyak orang untuk berkunjung.

Dengan adanya Museum Pabrik Gula, banyak masyarakat yang akan terangkat kondisi ekonominya baik secara langsung atau karena adanya multiplier effect yang muncul. Misalnya, karena banyaknya wisatawan yang berkunjung, lambat laun akan menumbuhkan sentra-sentra industri kecil yang memproduksi aneka makanan dan pernak-pernik khas daerah.

Selain itu, konsep Museum Pabrik Gula yang digabungkan dengan pagelaran kesenian daerah seperti wayang kulit, akan bisa menumbuhkan kesadaran dan kecintaan terhadap ragam budaya. Berkaitan dengan hubungan antara wayang kulit dan pabrik gula, saya mengambil contoh PG Kebonagung Malang. Setiap kali menyambut musim giling tiba, PG Kebonangung ini mengadakan pagelaran wayang kulit. Perpaduan denyut kota modern dengan pagelaran wayang yang tradisional mampu menghadirkan harmoni yang indah, sebuah pembelajaran tentang kekayaan budaya kepada masyarakat. Acara ini selalau sukses mengundang masyarakat untuk berdatangan.

Maskapai Mandala Airlines merilis bahwa pada 2013 ini diprediksi destinasi lokal akan menjadi favorit para traveler. Ini karena ada kecenderungan para wisatawan ingin mengeksplorasi tempat wisata yang terlihat unik, otentik serta memiliki nilai historis yang tinggi. Yang menarik lagi bahwa profil wisatawan yang suka mengunjungi situs sejarah dicirikan sebagai sosok yang berpendidikan tinggi dengan pendapatan yang juga tinggi serta mau mengeluarkan uang dan belanja lebih banyak dibanding wisatawan lainnya. Ini adalah hasil riset yang dilakukan oleh Travel Industry Association and Smithsonian Magazine pada 2003. Dengan hasil penelitian ini semakin menguatkan pandangan bahwa keberadaan Museum Pabrik Gula nantinya akan sangat menguntungkan dari aspek ekonomi, sosial dan budaya.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana caranya agar keberadaan museum pabrik gula bisa memberikan manfaat secara optimal baik kepada pengelola pabrik gula sendiri dan juga masyarakat luas?

Akulturasi Konsep Marketing 3 Generasi
Ibarat seorang chef yang diminta meracik bahan makanan menjadi hidangan yang lezat, maka dalam hal inipun saya melakukan hal yang sama. Untuk bisa membuat formula strategi pemasaran yang bisa memberikan sumbangsih terhadap keberhasilan promosi dari Museum Pabrik Gula, saya menggunakan bahan-bahan yang sudah tersedia dengan pengembangan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada. Dalam hal ini saya menggabungkan beberapa ajaran dari konsep marketing beda generasi, yakni marketing 1.0, marketing 2.0 dan marketing 3.0.

Marketing 1.0
Dalam perspektif marketing 1.0, yang menjadi fokus perhatian ada pada Product-Centric Marketing. Disini produk menjadi ‘raja’. Karena yang menjadi perhatian utama adalah produknya, maka Museum Pabrik Gula harus ditampilkan sebagai sebuah produk yang baik, valuable, dan layak untuk dijual. Untuk memenuhi standar ini, mau tidak mau Museum Pabrik Gula harus didesain dan dibangun dengan standar kualitas yang tinggi.

Kondisi fisik, desain arsitektur bangunan harus benar-benar diperhatikan. Keberadaan Museum Pabrik Gula tidak boleh dibiarkan apa adanya. Harus ada sentuhan disana-sini agar tampilannya mampu memikat para wisatawan untuk berkunjung. Aspek interior museum tidak boleh diremehkan. Pengaturan pencahayaan, konsep narasi di setiap benda bersejarah serta tata letak dari barang-barang bersejarah harus benar-benar diperhitungkan. Keberhasilan menata sisi eksterior dan interior museum menjadi salah satu faktor kunci pengunjung datang berduyun-duyun dan menghabiskan waktu yang lama tanpa terasa.

Pencitraan terhadap Museum Pabrik Gula harus dilakukan. Ini dalam rangka membentuk brand yang baik dari museum itu sendiri. Karena bagaimanapun, a brand exists in the mind of the consumer.
Idealnya, lokasi Museum Pabrik Gula harus berdekatan dengan pabriknya agar hubungan antara pengunjung dengan ‘kehidupan’ di pabrik semakin dekat. Masalahnya, selama ini lingkungan pabrik tebu diidentikkan dengan kawasan yang bising oleh antrian truk-truk pengakut tebu, macet yang tidak dapat dihindari, suhu udara panas ditambah sumbangan polusi udara dari cerobong asap pabrik tebu semakin menambah kesan ‘nggak banget kalau harus berkunjung kesana’. Penilaian ini saya dapatkan karena sekitar 10 tahun lamanya, saya setiap hari harus melewati kawasan Pabrik Gula Kebonagung yang berada di tengah kota. Jika harus memilih, dengan kondisi lingkungan pabrik yang seperti itu, maka saya memilih tidak mengunjunginya.
Ini menjadi PR bagi pihak pabrik gula untuk menata kembali dengan penataan lebih baik jika ingin ingin mendirikan Museum Pabrik Gula sebagai destinasi wisata alternatif bagi masyarakat luas.

Marketing 2.0
Nafas dari konsep marketing era 2.0 adalah customer-oriented marketing. Jika di era Marketing 1.0, produk yang dijadikan sebagai raja, maka di era 2.0 konsumenlah yang mendapat porsi perhatian terbesar. Salah satu ciri dari konsep Marketing era 2.0 adalah penggunaan teknologi tingkat tinggi (high-tech) untuk berkomunikasi dengan para customernya.

Museum Louvre yang ada di Prancis semakin dikenal oleh masyarakat luas setelah novel Da Vinci Code karya Dan Brown diluncurkan novelnya dan kemudian dibuat versi filmnya. Rasa penasaran orang untuk mengunjungi situs sejarah yang menjadi setting lokasi dari novel itu meningkat tajam.

Ubud Bali memang terkenal sejak dulu. Tapi popularitasnya semakin menanjak ketika artis peraih piala Oscar Julia Robert bermain di film Eat,Pray and Love yang juga mengambil daerah Ubud sebagai salah satu lokasi syutingnya. Film adalah salah satu menifestasi dari Digital Campaign yang memiliki pengaruh dahsyat dalam memasarkan suatu produk. Dengan jalan cerita yang bagus, para penonton tidak sadar bahwa mereka sedang diajak untuk melihat-lihat lokasi dimana jalan cerita yang ada di novel atau film terjadi. Tanpa disadari muncul kesan bagus dan akhirnya menerbitkan keinginan untuk mengunjungi tempat tersebut.

Kecanggihan fasilitas teknologi harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pengelola Museum Pabrik Gula. Pihak pengelola bisa mengundang pekerja kreatif untuk membuat cerita fiksi atau non fiksi dengan setting utama museum gula. Yang patut diingat, karya cerita adalah salah satu alat cuci otak yang canggih. Mengena ke benak penikmat tanpa mereka menyadarinya.
Keberadaan jejaring sosial di dunia maya yang sudah akrab di kehidupan masyarakat juga harus dimanfaatkan dengan sangat baik. Berpromosi melalui fasilitas ini tergolong low cost, high impact.

Marketing 3.0
Di era Marketing 3.0 values-driven marketing adalah model yang diusung. Aktifitas bisnis tidak hanya didasarkan profit semata, tetapi ada nilai-nilai yang diperjuangkan dan ditransformasikan ke masyarakat sekitar. Semangat yang diusung dalam Marketing 3.0 ini adalah adanya upaya untuk terlibat dalam gerakan menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Keberadaan pabrik gula di beberapa daerah, misalnya PG Kebonangung dipandang sebagai salah satu pemicu terjadinya polusi udara sekitar. Kondisi ini tentu saja sedikit banyak merugikan masyarakat yang berdiam di sekitar lokasi pabrik.
Salah satu teman saya yang tinggalnya hanya beberapa meter dari lokasi pabrik PG Kebonagung pernah mengeluhkan polusi udara dari pabrik itu yang membawa dampak buruk, misalnya pakaian yang dijemur menjadi kotor dan semakin buruk tampilannya. Adanya kejadian ini secara otomatis menambah penilaian negatif terhadap keberadaan pabrik gula tersebut. Bagaimana pabrik gula bisa dijadikan destinasi wisata andalan jika aktifitasnya mengganggu lingkungan?
Ini yang harus diperhatikan. Pihak pengelola pabrik harus mengambil tindakan tepat untuk memperkecil dampak buruk terhadap lingkungan. Berbagai upaya penyelamatan dan perlindungan terhadap lingkungan sekitar yang dilakukan pihak pabrik gula pakan mendatangkan apresiasi positif dari masyarakat. Kebijakan penyelamatan terhadap lingkungan bisa menjadi sarana promosi gratis terhadap Museum Pabrik Gula itu sendiri.

Jika produk sudah dikemas dengan sangat baik, aspek lingkungan diperhatikan, selanjutnya akan memunculkan strategi promosi mouth to mouth dengan sendirinya. Karena bagaimanapun produk yang terkemas dengan baik memang pada akhirya akan memasarkan dirinya sendiri.

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.