Interaksi Anak & Mobile Internet, Peran Ortu Dimana?

Posted by Sofi 8.05.2013 0 comments
Cerita Ines

Suatu hari Ines, sebut saja begitu, berhasil membuat ibunya kaget dan marah dengan cerita yang disampaikannya sepulang sekolah. Gadis kecil itu masih duduk di bangku kelas 1 SD di sekolah yang letaknya dekat dengan rumah saya. Dia bercerita tentang ulah Doni (nama samaran) dan temannya, anak kelas 2 di SD yang sama.

Katanya waktu di sekolah, Doni mengejar-ngejar dia dan teman Doni menyorakinya sambil mengatakan sesuatu yang tidak dia pahami. Entah kenapa, meskipun Ines tidak tahu artinya tapi kata-kata yang diucapkan teman Doni membuatnya takut. Itulah yang mendorongnya untuk bertanya kepada ibunya apa arti dari kata-kata yang diucapkan teman Doni itu.

Apa yang dikatakan oleh kakak kelas Ines itu?

Anak kelas 2 SD itu menyuruh Doni mengajak Ines ML! Bagaiamana bisa? Bukankah Doni dan temannya masih sangat belia?

Keesokan harinya, Ibu Ines melaporkan tindakan Doni dan temannya ke gurunya. Dewan guru mengambil langkah cepat dengan menginterogasi keduanya dan akhirnya merazia barang bawaan yang sekiranya menghubungkan dengan ucapan yang dilontarkan teman Doni ke Ines.

Begitu dilakukan razia, diketahuilah darimana pangkal dari ucapan tidak pantas itu keluar. Ya, ternyata di HP Doni ada video pornonya! Video itu pernah dipamerkan ke teman-temannya. Rupanya Doni dan temannya terinspirasi dari konten itu. Entah darimana video itu berasal. Tapi yang jelas kejadian ini membuat banyak orang syok.

Sebelum menemukan fakta ini saya pernah berfikir bahwa biasanya orang tua yang membekali anaknya dengan gadget canggih seperti ponsel yang bisa mengakses internet memang sudah memahami konsekuensinya dan melakukan berbagai proteksi yang harus dterapkan agar anaknya hanya mengambil sisi positif dari penggunaan gadget itu.

Ternyata saya salah. Tidak semua orang tua yang bisa membelikan gadget untuk anaknya memiliki -katakanlah- pengetahuan yang cukup tentang dampak positif dan negatif dari perangkat teknologi ini apalagi yang terdapat fasilitas internetnya.


Gadget dan Perannya
Gadget hadir dengan 2 peran yang diusungnya. Peran pertama sebagai 'madu' yang mengarah kepada manfaat baik dan menguntungkan. Sedangkan peran kedua sebagai 'racun' yang tentu saja bersifat merugikan. Ini pula yang berlaku untuk perangkat teknologi berupa ponsel yang ada fasilitas mobile internetnya.

Keputusan para orang tua untuk membekali anak-anaknya dengan gadget canggih tentu dilatarbelakangi oleh banyak hal, antara lain:
• Untuk memudahkan komunikasi orang tua dan anak ketika mereka berjauhan sehingga para orang tua tetap bisa memantau anak-anaknya.
• Untuk memudahkan anaknya mengerjakan tugas sekolah seperti agar mudah mencari bahan mengerjakan PR
• Memberi sarana hiburan
• Faktor gengsi. Membekali anak dengan gadget canggih menunjukkan gaya hidup yang up to date dan sebaliknya. Sehingga banyak orang tua yang membelikan anaknya gadget canggih berfasilitas internet untuk menunjukkan bahwa mereka termasuk orang tua modern.

Apapun motivasinya, orang tua harus mengetahui dan menyadari bahwa fasilitas yang dilengkapi dengan mobile internet tidak bisa begitu saja diserahkan ke anak-anak. Ada bahaya yang mengancam mereka yang masih belia itu jika salah menggunakannya. Misalnya adanya ancaman menjadi korban cyberbullying, adanya bahaya yang mengintai karena melihat informasi dan gambar yang mengganggu dan bernilai buruk.

Selain itu, terlalu banyak bersentuhan dengan mobile internet bisa membuat anak-anak menjadi asosial dengan lingkungan sekitar. Dan dampak buruk lainnya yang sangat mungkin terjadi adalah terganggunya proses belajar karena konsentrasinya hanya fokus pada apa yang ada di ponsel pintarnya itu. Waktu berjam-jam dihabiskan untuk menatap layar ponselnya yang terhubung dengan internet dan tentu saja ini memangkas alokasi waktu untuk belajar dan beribadah.

Peran Orang Tua
Lantas, apa yang harus dilakukan orang tua untuk menerapkan internet safety pada anak-anak dan menghindarkan dari dampak buruk mobile internet itu?

1. Memberi Bekal Agama
Gadget dengan fasilitas mobile internet adalah salah satu contoh dari terus berkembangnya dunia teknologi. Dengan terus membekali anak dengan pengetahuan agama, maka secara otomatis dalam dirinya akan terbentuk filter yang mencegahnya dari dampak buruk mobile internet. Inilah bekal yang sifatnya everlasting. Meskipun penemuan teknologi terus bermunculan, tidak akan berdampak buruk jika si anak telah dibekali dengan pengetahuan agama yang baik.

Ada satu kalimat ampuh yang saya kenang sampai sekarang: Selama jiwa terhubung dengan langit, tidak ada keburukan/bahaya di muka bumi yang perlu dikhawatirkan. Selama anak-anak dekat dengan Tuhannya, mentaati segala perintah dan larangan-Nya, maka keberadaan gadget dengan sisi buruknya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

2. Menjadi Pengarah
Orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan anaknya. Kemudahan untuk mendapatkan fasilitas gadget canggih dengan mobile internet-nya harus diiringi dengan semakin dekatnya hubungan orang tua dengan anaknya. Dalam konteks ini berkaitan dengan perannya sebagai pengarah.

Memberikan anak ponsel dengan mobile internetnya seperti melepas anak menyusuri jalan sendirian. Kadang orang tua hanya bisa mengarahkan. Misalnya, kalau ada jalan berlubang, hindari. Karena bisa terperosok.

Begitu pula dengan gadgetnya itu. Situs-situs seperti apa yang tidak boleh dibuka, kapan dan berapa jam boleh berselancar di dunia maya agar tidak mengganggu jam belajarnya dan sebagainya

3. Menjadi Kepo-ers
Agar aktifitas anak dalam berinternet ria bisa tetap terpantau, peran orang tua sebagai kepo-ers sangat diperlukan. Mengetahui website apa yang dikunjungi anaknya, apa yang ditonton si buah hati sangat perlu diketahui orang tua.

Agar memudahkan pemantauan, orang tua juga bisa memasang parental control software yang bisa diaplikasikan di gadget yang digunakan oleh anak-anak. Berbagai vendor seperti Apple, Nokia menyediakan aplikasi ini. Dengan aplikasi pemantau untuk orang tua, maka orang tua akan menerima SMS atau email pemberitahuan ketika si anak membuka situs-situs yang berbahaya untuk usianya.

SingTel, perusahaan telekomunikasi terbesar di Singapura menyediakan aplikasi bernama Locator Plus & Mobile Internet Filter. Fasilitas ini memungkinkan para orang tua untuk bisa memantau keberadaan anaknya dan juga melindungi anaknya dari akses konten berbahaya.

4. Menjadi Pengatur
Sebagai pihak yang memfasilitasi serta bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang si anak, orang tua bisa memainkan perannya sebagai pengatur ketika membelikan perangkat teknologi yang memiliki akses internet. Misalnya dengan menghilangkan aplikasi download yang membuat anak-anak tidak mudah mengunduh konten-konten yang berbahaya.

Vodafone yang berbasis di Inggris meluncurkan "Bemilo System". Dengan memasang fasilitas ini, maka orang tua bisa membatasi interaksi anak dengan orang lain yang dinilai merugikan dengan cara memblokirnya. Selain itu dengan fasilitas ini orang tua juga bisa mematikan gadget anaknya jika dirasa si anak sudah terlalu lama berinternet ria dan melupakan kewajibannya misalnya beribadah dan belajar. Uniknya, si anak tidak memiliki kuasa untuk menghilangkan Bemilio System ini karena bentuknya bukan aplikasi. Dengan kehadiran Bemilio System, orang tua bisa mengarahkan anaknya ber- internet mobile dengan baik.

Persoalan menyelamatkan anak-anak yang notabene menjadi generasi penerus bangsa dari dampak buruk kecanggihan teknologi bukan hanya tugas orang tua tapi juga berbagai pihak termasuk pemerintah dan provider layanan komunikasi. Artinya, masa depan mereka salah satunya ditentukan oleh tindakan kita.

NB: Gambar diambil dari sini

Naskah ini diikutsertakan pada lomba blog DP Talk

LOMBA BLOG DPTALK

Baca Selengkapnya ....
Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.