Ingin Masuk Neraka pun Butuh Strategi!

Posted by Sofi 1.20.2012 0 comments
Secara tak sengaja, beberapa hari yang lalu saya mendengar percakapan ibu-ibu kampung. Biasaa…Forum warga. Sekedar untuk tidak menyebutnya sebagai ajang ngrumpi. Bener, saya cuma mendengar saja, lebih tepatnya menguping, tak ikut-ikutan sumbang suara…:)

Inilah cuplikannya:

Ibu A: "Nanti kalo si Rio masuk SMA, adiknya Rani masuk SMP. Duit lagi, bareng-bareng" (dengan nada menggerutu).

Ibu B: "Lho itu masih lumayan. Cucuku 3-3nya malah. Salsa kelas 6 SD, masnya Andi mau masuk SMA. Budi pas lulus SMA, dan ibunya juga harus menyiapkan uang untuk daftar jadi p*lisi. Ga sedikit uang yang harus disiapkan biar bisa lolos".

Ibu A: "Memange berapa?"

Ibu B: "Looh nggite. Banyak yo. Anaknya pak (sensor) yang baru masuk p*lisi, jual sawah itu"…

Saya jadi mikir, inikah yang dimaksud dengan pesen kavling di neraka jauh-jauh hari?

Beberapa waktu lalu, kakak saya juga cerita tentang teman kantornya yang bilang bahwa dia (teman kantor) tidak mampu membiayai uang pelicin (yang jumlahnya besar) yang harus disetor waktu anaknya mengikuti test pegawai disebuah instansi pemerintah. Tidak jadi menyuap bukan karena prinsip bahwa menyuap tidak boleh, tapi karena nominalnya yang tidak terjangkau. Apalah daya…

Sadar atau tidak, suap menyuap telah menghiasi berbagai aktifitas di masyarakat. Suap-menyuap juga yang menjadi salah satu factor lingkaran setan (vicious circle) yang ada di negeri ini tidak mudah terputus. Tidak tau mana ujung mana pangkal.

Suap-Menyuap telah bermetamorfosa menjadi beraneka istilah. Ada yang menyebutnya sebagai uang pelicin, feedback, uang rokok, uang terima kasih, kickback, syukuran, dan bahkan ada yang mengemasnya menjadi zakat kampanye. Zakat yang diberikan sewaktu ada kampanye pemilihan kepala daerah atau calon anggota legislatif, dan ini pernah terjadi. Hasilnya? Banyak yang memberikan dukungan.

Kalau berita ini benar, maka alangkah cerdiknya cara orang itu masuk neraka. Zakat disulap jadi suap. Dikira Tuhan akan begitu mudah untuk dikibuli. Kalau memang acara bagi-bagi zakat murni untuk ibadah, seharusnya pelaksanaannya tidak berdekatan dengan acara kampanye, biar niatnya tidak terkontaminasi. Atau kalau memang bener-bener segera ingin mengeluarkan zakat, lebih baik mencari penerima zakat yang berada diluar daerah coblosan.

Saya salut untuk mereka yang bener-bener menolak untuk tidak melakukan suap dalam bentuk apapun, berapapun nominalnya. Maka saya jadi terharu ketika mendengar cerita ada seorang suami yang istrinya ditawari untuk diangkat menjadi CPNS asalkan membayar beberapa juta (yang sebenarnya bisa dengan mudah disediakan oleh suaminya), dan sang suami pun berkata: ‘Jangankan harus bayar puluhan juta dik, disuruh bayar 1000 rupiah pun aku tak mau!!’.

Itulah prinsip yang harus dipertahankan, karena bagaimana pun, Yang Disuap dan Yang Menyuap Sama-Sama Masuk Neraka!

*1. Gambar saya ambil dari: http://theorangestrawberry.blogspot.com/

2. Pernah di upload di fb pada July 6, 2011

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ingin Masuk Neraka pun Butuh Strategi!
Ditulis oleh Sofi
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://sofimahfudz.blogspot.com/2012/01/ingin-masuk-neraka-pun-butuh-strategi.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Posting Komentar

Tutorial SEO dan Blog support Online Shop Tas Wanita - Original design by Bamz | Copyright of Unspoken Thought.